Pasar Ikan Pabean, Geliat Kekayaan Maritim Indonesia di Sudut Surabaya


Jembatan merah sungguh gagah, berpagar gedung indah. Sepanjang hari yang melintasi silih berganti. Mengenang susah hati patah. Ingat jaman berpisah. Kekasih pergi sehingga kini belum kembali.

Itulah sepenggal lirik lagu Jembatan Merah karya Gesang yang dari dulu sampai sekarang melekat di hati masyarakat Indonesia. Di sanalah, saksi bisu sejarah bangsa Indonesia berjuang mengusir penjajah. Jenderal WS. Mallaby pada waktu itu melewati jembatan tersebut, lalu dihadang oleh pasukan Indonesia dan ia tewas tertembak. Itulah awal mulai pertempuran 10 November. Setiap aku melewati Jembatan Merah, bergidik sungguh bulu romaku. Angin semilir di atas aliran sungai Kalimas membuat pikiranku mencoba mendalami masa lalu pertempuran kala itu.

Oopps, sudah lupakan sejenak pertumpahan darah yang membasahi Kalimas dan Jembatan Merah itu. Kita beralih dulu ke sebuah pasar ikan. Pasar ikan tersebut dikenal dengan Pasar Pabean. Jaraknya berdekatan dengan jembatan merah. Kalau ini bau amis ikan lah yang terbawa angin semilir menari-nari atas aliran sungai Kalimas sambil memandang gedung megah di seberang sungai. Jika dari arah barat melewati  Jembatan Merah, kita berbelok ke utara ke jalan kecil setelah jembatan itu berada. Jalannya tanah, agak kurang rata. Kalau ini jalan alternatif sih, biar lebih cepat. Sisa-sisa keranjang untuk ikan pindang juga ada yang berserakan disitu. Yaaa, namanya juga pasar ikan sih ya.

Sebelum masuk bangunan pasar, saya sudah disuguhi pemandangan para penjual ikan, udang, cumi dan hasil laut lainnya yang menjajakannya di pinggiran jalan. Mereka menanti para pembeli datang mengosongkan tempat-tempat hasil laut mereka. Juga beberapa mobil pick up yang siap untuk berangkat mensuplai tempat-tempat pedagang atau pasar di tempat lain dengan keranjang-keranjang ikan pindang.


Lalu, masuklah saya ke bangunan pasar. Langsung deh disambut oleh bau yang khas laut banget, khas ikan banget. Ya, amis, Gak masalah. Rata-rata penjual dan pegawainya adalah laki-laki. Namun perempuan juga hadir disana untuk mensupport para lelaki supaya ikan-ikan mereka tidak teronggok begitu saja tetapi bisa laku terjual. Kebanyakan perempuan di sana memakai penutup rambut dari kresek, supaya rambutnya ga ikut bau amis dong yee.. Masak iya keramas tiap hari. Habis deh shampoo sebotol dalam 2 minggu. Haha. Plus agar rambut cantik mereka tetap indah donk.


Dannnnn, begitu banyak jenis ikan yang diperjualbelikan disitu. Mulai dari kakap merah, gurame, kakap putih, bubara, tengiri, tuna, cucut dan banyak lagi yang tak kuketahui namanya apa. Saya dan teman saya menuju ke sebuh kios. Kami mencari kakap merah. Busyettt, ternyata 1 ekor ikan kakap yang kami pilih beratnya mencapai 8 kg. Itu kalo ikannya  hidup, rasanya pengen makan pedagangnya atau mungkin pembelinya. Haha. Liat matanya aja udah ngeri. Kayak mata sapi. Gede, bulet, melotot. 



Tentu saja, untuk mengiris ikan-ikan kayak gitu diperlukan properti yang landhep alias tajam, aktual, jelas dan terpercaya. Loh, kok kaya motto salah satu acara tv nasional.. hihihihii. Mau minta dipotong model apapun bisa, pokoke tajam pisaunya. 
Rata-rata penjual disana ramah-ramah. Senyum dan tawa kebahagiaan terdeteksi di bibir mereka. Sambil duduk santai merokok atau sedang kalkulasi. Gurauan juga terlempar satu sama lain. Hmmm, apalagi ditambah dengan lakunya dagangan mereka. Pergi pagi pulang pagi pasti dilakoni dengan ikhlas hati. Sebab kebahagiaan keluarga di rumah adalah kebahagiaan mereka juga. Waowww melow dikit.





Kuperhatikan lebih dalam, emang benar kalau ada lagu bilang nenek moyangku seorang pelaut. Samudra diarungi. Untuk apa, ya untuk mencari dan mengambil kekayaan maritim yang sudah Tuhan anugerahkan buat negri kita. Memanfaatkannya untuk keberlangsungan hidup dan pangan masyarakat Indonesia. Laut kita tuh bener-bener kaya. Gak heran kalau sempat ada negara lain yang main klaim laut kita, kayak Natuna tempo hari. Sebagai generasi muda, mari ikut menjaga NKRI. Jangan lupa kalo ke Surabaya, mampir kesini yaa. Borong ikannya yang banyak.  












Komentar

Postingan Populer